- Kebutuhan modal kerja = Rp. 500 Juta
- Modal Sendiri = Rp. 150 Juta
- Pembiayaan Bank = Rp. 350 Juta
- Rencana Penerimaan Usaha = Rp. 200 Juta / bulan ( Rp. 2,4 Milyar / tahun)
- Expetasi keuntungan Bank = Rp. 24% (bisa dinego)
- Expektasi Bagi hasil in nominal = 12/12x24%x Rp. 350 Juta = Rp. 84 Juta / tahun
- Porsi Bank = Rp. 84 Juta / 2.4 Milyar = 3.5%
- Porsi Nasabah = 100% - 3.5% = 96.5%
Eeiit... tunggu dulu ini belum selesai lho ya ceritanya.... :) diatas itu hanya porsi angka ekspektasi saja, realnya ya setelah dana kredit diusahakan dan dijalankan. Realisasinya adalah seperti ini :
- Bila realisasi Penjualan adalah Rp. 200 Juta / bulan, maka bagi hasil yang diterima oleh Bank adalah sebagai berikut : 3.5% x Rp. 200 Juta = Rp. 7 Juta.
- Bila realisasi Penjualan adalah Rp. 225 juta / bulan, maka bagi hasil yang diterima bank adalah sebagai berikut : 3.5% x Rp. 225 Juta = Rp. 7,875 Juta.
- Bila realisasi Penjualan adalah Rp. 175 juta / bulan, maka bagi hasil yang diterima bank adalah sebagai berikut : 3.5% x Rp. 175 Juta = Rp. 6,125 Juta.
Nah sekarang bisa lihat kan? kalau pendapatan kita pada bulan tersebut tinggi maka kita bayar bagi hasil ke Bank juga tinggi. Namun bila bulan ini pendapatan kita turun, otomatis pembayaran bagi hasil ke bank juga turun. Makanya ketika mengajukan pembiayaan dengan skim bagi hasil, rencana penjualannya yang normal-normal saja tidak usah over optimis soalnya berimbas ke porsi bagi hasil kita.
Oke Salam sukses selalu.
No comments:
Post a Comment